SENDIKITA.com – Kota Bogor, yang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia telah melalui berbagai perubahan dalam kepemimpinan pemerintahannya dari zaman kolonial hingga era modern saat ini. Walikota pertama yang memimpin pemerintahan Kota Bogor adalah R.Odang Prawiradipraja. Namun, jika melihat sejarah lebih jauh lagi, pemimpin pertama di Bogor adalah Mr.A.Bagchus yang dilantik pada tahun 1902.
Saat itu, Bogor dipimpin oleh Burgemeester. Setelah 1905, Bogor berpisah dari wilayah administratif Batavia (Jakarta) dan diberikan hak otonom (Stadsgemeente) sesuai keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu. Berdasarkan hal tersebut, Bogor menjadi salah satu pemerintahan kota tertua di Indonesia, bahkan lebih tua dari Bandung yang baru ditetapkan sebagai Stadsgemeente pada tahun 1906.
Pada waktu itu, wilayah Bogor (Buitenzorg) masih berupa kawasan seluas 22 kilometer persegi yang terdiri dari dua distrik dan tujuh desa dengan jumlah penduduk sekitar 30,000 jiwa. Pemerintahan Stadsgemeente Bogor hanya berlangsung sampai tahun 1942, yaitu saat pendudukan Jepang. Undang-Undang No.1 tahun 1945 menetapkan Bogor dipimpin oleh Walikota R.Odang Prawiradipraja. Namun, kedatangan Sekutu ke Bogor mengubah sistem pemerintahan yang telah ada, dan mereka mengangkat J.J Penoch sebagai Burgemeester dari tahun 1948 hingga 1950.
Pada saat yang bersamaan, pemerintah Republik Indonesia juga mengangkat Walikota baru untuk Bogor, yaitu M.Witjaksono Wirjodihardjo. Perubahan nama pemerintahan Kota Bogor terjadi di tahun 1950, di mana Stadsgemeente dirubah menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang No.16 tahun 1950. Buitenzorg pun berganti nama menjadi Kota Besar Bogor.
Kemudian, Undang-Undang Nomor 1 tahun 1957 menetapkan nama Kota Besar Bogor berubah lagi menjadi Kota Praja Bogor. Selanjutnya, Kotapraja Bogor menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor sesuai dengan UU No.18/1965 dan UU No.5/1974. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 kemudian menetapkan perubahan nama kembali menjadi Kota Bogor.
Pada masa pemerintahan walikota Achmad Sham, Kota Bogor dibagi menjadi dua wilayah administratif: Kecamatan Kota Kaler yang terdiri dari Paledang, Panaragan, Pabaton, dan Bantar Jati, serta Kecamatan Kota Kidul yang terdiri dari Babakan Pasar, Tegal Lega, Batutulis, dan Bondongan.
Dalam Surat Keputusan Walikotamadya Bogor Nomor 5422/1/68 tahun 1968, ditetapkan pembagian lima wilayah di Kota Bogor menjadi Kecamatan Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Bogor Tengah. Pemerintah Republik Indonesia melalui PP No.2/1995 juga mengeluarkan keputusan perubahan atas batas wilayah Kotamadya daerah tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, sehingga wilayah Kota Bogor menjadi lima kali lebih luas dari sebelumnya.
Seiring dengan perluasan wilayah tersebut, Kota Bogor dibagi menjadi enam kecamatan dengan tambahan kecamatan Tanah Sareal. Berbagai kebijakan pembagian wilayah ini tentunya bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan publik kepada masyarakat.
Selama sejarahnya, terdapat berbagai walikota yang memimpin Kota Bogor. M.Witjaksono Wirjodihardjo (1948-1950), R. Djoekardi (1950-1952), R.S.A Kartadjumena (1952-1956), Pramono Notosudiro (1956-1959), R. Abdul Rachman (1960-1961), Letkol. Achmad Adnawidjaya (1961-1965), dan Kol. Achmad Sham (1965-1979) adalah beberapa di antaranya. Kemudian, Achmad Sobana,SH. (1979-1984), Ir. Muhammad (1984-1989), Drs. Suratman (1989-1994), Drs. Eddy Gunardi (1994-1999), Iswara Natanegara,SH. (1999-2004), Drs. Diani Budiarto, Msi (2004-2014), Dr. Bima Arya (2014-2018), Ir. Usmar Hariman (Plt Walikota 2018), dan kembali Dr. Bima Arya (2019-2024).
Selanjutnya, pada tahun 2024, Kota Bogor akan melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung yang akan dipilih oleh warga Bogor. Siapakah yang akan menjadi pemimpin Kota Bogor berikutnya, hal tersebut akan ditentukan oleh hasil pemilihan nanti.
Dengan sejarah panjang kepemimpinan pemerintahan Kota Bogor dan berbagai perubahan yang terjadi dari masa ke masa, diharapkan bahwa pemimpin yang dipilih oleh warga Bogor selanjutnya mampu membawa Kota Bogor menuju arah yang lebih baik dan memberikan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Kota Bogor.
Leave a Comment