Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the rocket domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u174017299/domains/sendikita.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u174017299/domains/sendikita.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Cerita Dewi, lestarikan Wajit Makanan Tradisional Khas Sunda

Cerita Dewi, lestarikan Wajit Makanan Tradisional Khas Sunda

Home » Cerita Dewi, lestarikan Wajit Makanan Tradisional Khas Sunda

SENDIKITA.com – Wajit adalah salah satu makanan tradisional khas Sunda yang terbuat dari bahan dasar beras ketan, parutan kelapa, gula pasir, dan diberi pandan untuk aroma. Meskipun berbahan dasar yang sederhana, wajit memiliki rasa dan tekstur yang khas sehingga sangat disukai oleh banyak orang.

Di tengah perkembangan makanan modern yang semakin pesat, makanan tradisional seperti wajit seringkali dilupakan dan jarang ditemui. Namun, ada seorang perempuan bernama Dewi Apriyanti yang berusaha mempertahankan keberadaan wajit sebagai makanan tradisional khas Sunda.

Dewi Apriyanti merupakan warga Sukamulya RT 02/04, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Ia sudah hampir dua tahun ini aktif membuat wajit dengan dibantu oleh Bapaknya. Dewi mengatakan bahwa alasan ia membuat wajit adalah karena sekarang ini makanan tradisional jarang dikonsumsi, kebanyakan orang lebih memilih makanan modern. Oleh karena itu, ia ingin menghidupkan kembali makanan tradisional tersebut agar tidak punah.

Proses pembuatan wajit cukup sederhana. Pertama-tama, beras ketan direndam dalam air selama beberapa jam agar menjadi lebih lunak. Setelah itu, beras ketan ditiriskan dan dicampur dengan parutan kelapa dan gula pasir. Semua bahan tersebut kemudian diaduk hingga merata. Aroma wajit juga diperkaya dengan menambahkan pandan, moka, nanas, atau strawberry. Dengan tambahan aroma ini, wajit menjadi lebih wangi dan menggugah selera.

Setelah adonan wajit siap, langkah selanjutnya adalah membentuknya menjadi bulatan kecil-kecil yang kemudian dimasak dalam kukusan. Dewi dan Bapaknya mampu membuat sekitar 400 biji wajit dalam sehari, dan jumlah tersebut belum termasuk pesanan dari pelanggan. Wajit buatan mereka biasanya dijual dalam kemasan box isi 100 pcs seharga 115 ribu rupiah atau kemasan dalam mika isi 10 pcs dengan harga 10 ribu rupiah.

Keberanian Dewi Apriyanti dalam mempertahankan makanan tradisional seperti wajit patut diapresiasi. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya Sunda, usaha Dewi ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk tetap menikmati makanan khas daerahnya.

Tidak hanya itu, usaha Dewi juga memberikan manfaat ekonomi bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya. Dengan membuat dan menjual wajit, Dewi dapat menghasilkan pendapatan tambahan untuk keluarganya. Selain itu, ia juga membuka kesempatan bagi orang-orang sekitar untuk bekerja sama dengannya dalam pembuatan dan penjualan wajit ini.

Melalui usahanya ini, Dewi Apriyanti menjadi contoh inspiratif bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan tetap mempertahankan makanan tradisional, kita dapat menjaga keberagaman budaya dan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Ia juga menunjukkan bahwa makanan tradisional tidak selalu ketinggalan zaman, tetapi bisa diperbarui dengan sentuhan kreatif sehingga tetap menarik bagi generasi modern.

Bagi pecinta kuliner, khususnya makanan tradisional, mencicipi wajit buatan Dewi Apriyanti adalah suatu pengalaman yang tak boleh terlewatkan. Selain kenikmatannya, dengan membeli wajit buatan Dewi, kita juga turut serta mendukung pelestarian budaya dan pembangunan ekonomi lokal. Mari kita jaga dan lestarikan makanan tradisional kita, seperti wajit, agar tetap eksis dalam perbendaharaan kuliner Indonesia.

Advertisements
Ad 1

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *